Dewirahmawati8's Blog

Posts Tagged ‘ibadah haji

Sangking seringnya jalan kaki sehingga jadi hafal jalanan ke Masjidil Haram, walaupun pergi dan pulang menggunakan jalan berbeda. Sambil jalan saya bisa melihat toko-toko penjual pernak pernik yang menggoda mata para pejalan kaki untuk mampir berbelanja. Karena pada umumnya oleh-oleh haji/umroh identik dengan barang bawaan dari Tanah Suci seperti kurma, air zam-zam, tasbih, sajadah, karpet, baju, Qur’an dll. Bisa kita lihat yang paling konsumtif artinya jamaahnya paling banyak belanja adalah jamaah asal Indonesia.  Selain itu jumlah jamaahnya memang banyak.  Ada yang oleh-olehnya sampai berkarung-karung sehingga dikirim melalui kargo.  Setibanya di tanah air, jika tidak semua orang kebagian oleh-oleh, ada yang akhirnya belanja di Tanah Abang sebagai gantinya.  Saya juga belanja namun tidak melebihi kapasitas koper, karena belanja bukanlah tujuan utama ke Mekkah.

 Bila mengikuti perkembangan zaman yang sudah semakin canggih, kita bisa memanfaatkan teknologi dengan satu CD (Compact Dist) kita masih bisa berbagi. Walaupun oleh-olehnya abstrak, setidaknya yang sudah pergi haji mengingatkan kembali kenangan masa lalu dan yang mampu tapi belum ke tanah suci tergerak hatinya untuk menunaikan umroh/haji,  serta yang belum punya kemampuan bisa merasakan aroma wangi tanah suci .  Pokoknya semua bisa mengambil ibroh dari perjalanan haji saya. Kesalahan dan kehinaan hanya milik saya pribadi sehingga menjadi pembelajaran dan kebenaran datangnya dari Allah SWT.

 Teringat hadis Nabi SAW pernah bersabda “Demi Allah, hadiahmu jika kamu berhasil menjadi perantara hidayah Allah bagi satu orang saja maka lebih baik dari Onta merah (kendaraan mewah di zaman nabi)” [HR. Bukhori].  Jadi seandainya kita hitung zaman sekarang, kendaraan termahal setara sebuah Onta merah seharga 16 milyar.  Subhanalloh, dengan ikut menjadi bagian orang yang menyebarkan dakwah, kita bisa mendapatkan pahala senilai Onta merah.  Yeah….menjadi hartawan kita butuh proses, namun menjadi dermawan bisa saat ini juga. Dermawan tidak hanya berupa uang, tapi juga bisa ilmu, pengalaman, tenaga, memberi kebaikan dan sehingga menjadi hidayah bagi orang lain.  Seorang bijak pernah berkata tentang mutiara hikmah “siapa yang mengambil pelajaran dari yang sedikit, maka dia tidak membutuhkan yang banyak”  dan “Barangsiapa melihat maka dia tahu, barangsiapa merenung maka dia mengambil pelajaran”.  Berdasarkan hal tersebut,  saya mempunyai ide untuk menulis diary Dewi Mekkah-Madinah dan mengambil foto-foto yang bisa bercerita, selain mengingatkan diri sendiri juga bermanfaat bagi orang lain kelak. Mudah dibawa, diupload atau dikirim via email.  Ini juga bisa dijadikan oleh-oleh dari tanah suci yang berjangka panjang. Tanpa kehadiran saya atau ketika saya telah menutup mata tidak bisa melihat dunia lagi namun dunia masih bisa melihat kenangan itu masih ada. Mereka cukup melihat dan membaca bisa mengetahui gambaran Mekkah & Madinah selama kegiatan haji, serta berharap bisa menginspirasi semua orang melalui oleh-oleh haji ini. Setidaknya menjadi tabungan kebaikan jangka panjang. Karena setiap orang pasti mempunyai cerita yang berbeda-beda.  Dalam perjalanan haji selain memanfaatkan waktu untuk ibadah, kita bisa berbagi ke dunia luar, terutama keluarga yang tidak bisa bertemu namun bisa merasakan cerita dan mengambil hikmah dari setiap cerita tersebut.

 Selama 40 hari kami jamaah haji mengejar pahala dari yang wajib sampai sunnah. Keterbatasan ilmu bukan jadi penghalang, maklumlah saya bukan Sarjana agama ataupun ustad, dari tata bahasa pun saya bukan sarjana bahasa. Dengan segala kekurangan yang ada maju terus. Semua mengalir apa yang saya lihat dan pikirlan kemudian ditulis. Saya menyadari bahwa dengan menulis kita meninggalkan jejak dalam kehidupan ini. Di sini saya menempatkan diri sebagai orang bodoh, cari informasi sebanyak-banyaknya sehingga harus mau belajar karena semakin kita tau semakin banyak hal yang tidak kita ketahui, karena ilmu Allah itu sangat luas.

 Oleh-oleh dari tanah suci yang terpenting adalah metamorfosis diri sendiri ke arah yang lebih baik.  Sebagaimana Iman mengajarkan pengenalan dengan hati, penuturan dengan lisan serta pengamalan melalui anggota badan. Haji yang mabrur adalah dambaan semua umat muslim, namun kemabruran haji hanya Allah yang tahu. Diri kita sendiri yang harus menjemput dan mempersiapkan diri agar dimudahkan dalam meraih ibadah haji mabrur baik fisik maupun mental. Semoga jalan kebaikan bersama kita semua.

Image

Setelah dari Jabal Tsur, kunjungan jamaah selanjutnya adalah ke Jabal Rahmah. Sebelum turun dari bis Pak Misran (pembimbing haji)  sambil tersenyum berkata “jangan lupa berdoa ya wi”  dan saya menjawabnya hanya dengan sebuah senyuman. Sampai di Jabal rahmah, bis kami harus mencari tempat parkir, karena area sudah penuh dengan kendaraan lain. Sehingga dari bis kami jalan kaki terlebih dahulu untuk menuju Jabal Rahmah.   Teras/halaman Jabal Rahmah lumayan luas, dari sini sudah terlihat bukit berbatu yang terletak di bagian timur Padang Arafah kota Mekkah.  Jabal Rahmah yang terkenal memiliki nilai historis sebagai pertemuan antara Adam dan Hawa setelah mereka dipisahkan dan diturunkan dari syurga oleh Allah selama bertahun-tahun, karena satu dosa yaitu memakan buah khuldi yang terlarang.

 Jabal artinya bukit/gunung dan rahmah artinya kasih sayang.  Karena lokasi ini adalah tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa. Mereka terpisah sangat jauh, yaitu saat turun dari Surga, Adam turun di India, sementara Hawa turun di Jeddah. Mereka saling mencari dan berdoa agar bisa dipertemukan. Akhirnya di Jabal Rahmah mereka bisa bertemu kembali setelah berpisah selama 200 tahun. Peristiwa yang mengharukan berupa pertemuan Adam dan  Hawa di Arafah ini dijadikan tempat pertemuan umat manusia setiap tahun.

Saya menyempatkan diri untuk naik ke atas bukit Jabal Rahmah melalui jalan berupa tangga yang berkelok-kelok, sehingga tidak semua jamaah mau naik ke atas.  Untuk menuju puncak Jabal Rahmah bisa ditempuh sekitar 5-10 menit, karena kita juga harus beselisihan jalan antara yang mau turun dan naik ke jabal.  Jabal tersebut tingginya ±15 meter dari permukaan tanah. Di bukit ini terdapat sebuah monumen/tiang/tugu besar yang terbuat dari beton persegi empat dengan lebar kurang dari 2 m dan tingginya ±8 m yang merupakan merupakan lambang atau ciri khas bagi Jabal Arafah. Awalnya tugu tersebut berwarna putih, namun sekarang berlepotan tinta warna biru dan tinta hitam para jamaah yang corat coret di tugu tersebut, terutama di bagian bawah.  Padahal hal ini tidak dibenarkan. Sepanjang tangga terlihat pergerakan ekonomi karena banyak yang menjual berbagai keperluan jamaah.  Di Atas bukit ada juga tukang foto keliling yang menjaja gambar.  Dari Atas kita bisa melihat onta-onta hias yang berwarna-warni. Befoto dengan Onta di sini tidaklah gratis. Jabal Rahmah terkenal sebagai tempat yang mustajab untuk berdoa meminta jodoh.

Saya sangat senang sekali bisa naik sampai puncak Jabal Rahmah walaupun panas terik, sehingga topi dan kaca mata hitam merupakan aksesoris wajib jika kita pergi ke tempat ini. Jabal Rahmah yang menjadi simbol pertemuan sepasang manusia pada permulaan di muka bumi. Bukit yang paling romantis di seluruh dunia, karena dalam kurun waktu yang lama Adam & Hawa bisa bertemu di sini. Sunguh indah dan kisah cinta yang mengharukan serta tak akan hilang sepanjang zaman. Semoga kelak, saya kembali ke sini bersama tulang rusuk yang sudah ditemukan. Aamiin. Jodoh itu rahasia Allah, segala sesuatu pasti ada hikmahnya, cepat atau lambat hikmah dan rahasia itu akan tersingkap seperti kisah Nabi Adam dan Hawa. Sekalipun tidak di dunia fana, tentu di akhirat sana.

Kesan di Mekah yang paling terasa adalah ketika suara azan berkumandang menyentuh hati karena sang muadzin memiliki suara yang bagus. Selain itu kalau suara adzan berarti segala aktivitas siap-siap untuk segera diberhentikan. Ketika sudah masuk waktu sholat, semua kendaraan berhenti dan ditinggalkan kosong karena sopir dan para penumpangnya masuk masjid melaksanakan sholat berjamaah. Begitu pula penjaga toko, mall, restoran dll, semua aktivitas otomatis terhenti.  Di Mekkah setiap tiba waktu sholat masjid-masjid penuh dan orang-orang tampak melaksanakan sholat berjamaah di berbagai tempat, di pinggir jalan, di depan toko, dan lainnya.

Menjelang ibadah haji jalanan menuju Masjidil Haram selalu penuh dengan lautan manusia dari berbagai penjuru dunia, sehingga jalan kaki adalah ‘makanan’ sehari-hari. Berdasarkan pengalaman tersebut sangat dianjurkan untuk latihan berjalan kaki dan siap panas-panasan ketika kita masih di Indonesia, agar sampai di Mekkah tubuh tidak kaget dan hanya memerlukan sedikit adaptasi. Kesehatan adalah hal yang paling penting dan mesti di jaga. Ibadah haji di Indonesia identik dengan yang sudah berumur atau pensiun, karena masih bisa dihitung dengan jari yang muda yang berhaji. Padahal ibadah haji bukan sekedar bekal materi, karena ibadah haji sebagian besar adalah ibadah fisik. Semoga tahun-tahun mendatang banyak generasi muda yang mengunjungi Baitulloh. Maktab Misfalah ke Masjidil Haram yang berjarak sekiitar 2,5 km kalau ingin naik kendaraan umum hanya 2 riyal atau setara dengan Rp 6.000 (kurs rata-rata 3.000).  Namun semakin dekat dengan waktu haji akan sangat sulit sekali kendaraan melewati jalanan karena banyaknya pejalan kaki.

Saat memasuki Masjidil Haram saya sangat mengagumi kemegahan dan keindahan arsitekturnya. Setiap tahun pemerintah Arab Saudi selalu merenovasi dan memperluas Masjidil Haram agar nyaman untuk Jamaah.  Masjidil Haram adalah masjid Raksasa hingga memiliki sangat banyak pintu hingga ratusan (± 129 termasuk pintu utama), tiap pintu memiliki nama sendiri karena banyaknya jumlah pintu tersebut tak heran jika banyak jamaah yang tersesat ketika keluar dari Masjidil Haram. Sangat dianjurkan untuk mengenali pintu dengan cara mengingat no.pintu atau namanya, selain itu di depan pintu tersebut terdapat bangunan apa saja sebagai tanda yang bisa kita gunakan untuk mengingat keluar masuknya kita dari Majidil Haram. Diantara pintu-pintu tersebut terdapat sebuah pintu yang sangat populer dan paling utama dan biasanya sering menjadi terdapat bergerombol para jamaah yang menginginkannya untuk memasuki pintu tersebut. Pintu tersebut bernama Babus Salam, dengan melalui pintu tersebut akan dapat langsung melihat ka’bah, Hajar Aswat, Maqam Ibrahim dan Hijir Ismail. Setiap pintu telah dilengkapi dengan lampu penunjuk berwarna merah dan hijau, jika lampu hijau menyala, berarti di dalam masjid masih terdapat tempat yang kosong. Namun, jika lampu merah menyala, berarti tak ada tempat lagi di dalam masjid. Sehingga kita terpaksa sholat di halaman masjid atau naik ke lantai berikutnya.  Biasanya saya minimal 1 jam sebelum adzan berkumandang sudah berangkat ke Masjidil Haram supaya lebih mudah memilih tempat dan tak terlalu berdesakan dengan jamaah lainnya.

Semoga kita semua berkesempatan mengunjungi Baitulloh sebelum dipanggil ke rahmatulloh. Selagi masih muda, diberi kesehatan adalah modal yang tak kalah penting ketika pergi haji selain materi. Ayo…yang muda yang berhaji! # Hidup adalah sebuah kekayaan, kenapa takut memberi walaupun hanya sebuah pengalaman. Jangan takut jatuh saat melangah untuk kebaikan yang perlu kita khawatirkan adalah tidak melangah sama sekali. Mari terus berbagi kebaikan. Salam ukhuwah, “ana nuhibbukum fillah”.

Image

Gambar di dalam masjidil haram