Dewirahmawati8's Blog

Posts Tagged ‘Misfalah

Siang itu dengan memakai payung saya keluar maktab menuju Jarwal (maktab daerah tempat Eyang ti dan Eyang kangkung mereka adalah mertua kakak). Padahal saya sendiri tidak tahu lokasi Jarwal itu ada di mana. Modal nekat dengan patokan masjidil haram. Jalan kaki sendirian saja karena saya juga tidak mau merepotkan orang lain kalau minta antar ke Jarwal. Pembimbing yayasan juga pasti lebih di butuhkan oleh jamaah lain dibanding saya. Sebenernya kita tidak pernah sendiri secara gaib Allah swt selalu bersama kita, selama hati tenang dan selalu mengingatNya Insyaalah saya sampai, itu keyakinan saya. Selain itu di sepanjang jalan menuju maupun balik dari masjidil haram banyak jamaah haji Indonesia, kita bisa bergabung jalan bersama mereka, sehingga jika sendirian lebih aman jalan kaki daripada naik kendaraan.  Saya bertemu Ustad Rauf dan bu Hani di jalan mereka baru pulang dari masjdil haram. Setelah sampai masjidil haram, saya melihat-lihat jamaah yang bisa jadi tempat bertanya. Saya pilih pasangan suami istri dengan terlebih dahulu memperhatikan gelang di tangannya yang sama dengan saya. Hal ini menandakan mereka juga jamaah haji sehingga bisa dipercaya. Pertama-tama menyapa mereka dengan menunjukkan tanda pengenal saya, supaya tidak menimbulkan kecurigaan. Kemudian baru bertanya mengetahui tidak letak Jarwal arah mana. Alhamdulillah orang ketiga yang saya tanya tau, dia menunjuk ke arah melewati terowongan.  Setelah mengucapkan terimaksih sayapun melanjutkan perjalanan. Di jalan saya bertemu dengan sepasang suami istri dari Makasar, kebetulan maktab mereka searah dengan Jarwal.  Jalanan belok dan menurun dari masjidil haram. Lumayanlah jalan 1-2 km lagi. Daerahnya lebih sepi di banding misfalah.  Akhirnya saya menemukan juga maktab Eyang. Sampai di kamar Eyang kaget, karena saya sampai ke maktabnya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Saya hanya bisa tersenyum, karena kalau ngasih tau terus gak sampai-sampai maktab, nanti kepikiran lagi. Lebih baik surprise.

 Maktab eyang di dalam kamar ada dapur dan kamar mandi sendiri, namun jumlah jamaahnya sangat banyak.  Eyang kangkung memang setelah dari arafah belum lagi ke masjidl haram karena sakit, sehingga kita tidak bisa bertemu di mesjid. Setelah memperkenalkan saya dengan teman-teman eyang, kami pun ngalor ngidul ngobrol di kamar. Sebelum hari menjelang senja saya pun pamit sama eyang mau ke masjid.  Pulangnya berbarengan dengan teman Eyang yang akan ke masjid juga.  Pas maghrib saya sudah tiba di masjidil haram, namun kebagian sholat di teras.  Malam pun tiba, saatnya saya pulang ke maktab. Untunglah ini kaki buatan Allah, kalau bukan mungkin sudah copot di bawa jalan terus (jarak dari misfalah dan jarwal ± 4km, hitung saja PP jadi 8 km, plus tadi pagi juga sudah PP sholat tahajud dan shubuh di masjidil haram).  Kalau ditotal lebih 10 km hari ini saya jalan, amazing….. sebelumnya saya belum pernah berjalan sejauh ini.  Di jalan tidak begitu terasa cape, karena ini semua tidak di jadikan beban.  Tapi yang pasti sampai maktab langsung tepar di tempat tidur :).

Eyang sudah memiliki segalanya rumah, tanah, kebun, mobil, jabatan, anak, mantu dan cucu, semua ditinggalkan untuk ibadah haji seperti itulah kematian tidak ada yang bisa kita bawa. Kenyamanan di rumah sendiri harus di hilangkan dan harus berbagi dengan yang lain. Fasilitas seadanya dan teman kamar yang seumuran, lebih mudah bentrok karena masing-masing merasa benar. Berbeda dengan saya jadi anak bawang/paling muda di kamar sehingga tidak pernah terjadi gesekan karena semua sayang sama saya, selain sayanya juga jarang ada di kamar:) . Pelajaran hari ini adalah kesederhanaan hidup sebagaimana kesederhanaan ihram. Sepulang dari haji bukan gelar haji yang penting tapi prilaku kita berubah menjadi lebih baik.  Gelar juga adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di keluarga maupun di hadapan Allah Swt.

Image

              Dari bandara Jeddah, perjalanan selanjutnya ke Mekkah Al-Mukaromah. Di dalam bis, kami di beri makanan nasi kotak dan satu botol minuman.  Pengumpulan pasfor juga di lakukan di dalam bis ini untuk di serahkan ke supir.  Jarak tempuh sekitar ± 75 km dari Jeddah ke Mekkah,  hampir sama  dengan jarak Jakarta-Bogor (via tol Jagorawi), dapat ditempuh ±1 jam perjalanan.  Namun Bis kita berhenti di beberapa tempat sehingga memakan waktu lebih dari satu jam.  Semua kendaraan menuju Mekkah harus melewati pos pemeriksaan (check point) kepolisian Arab Saudi di perbatasan kota Jeddah yaitu di daerah Amir Pawaz.   Di pos pemeriksaan hanya supir yang turun untuk pengecekan pasfor masing-masing para penumpang bis.  Setelah pengecekan selesai,  bis melaju kembali  dan berhenti di tempat pembagian kartu maktab (tempat menginap) dan gelang berwarna biru untuk para jamaah.  Kartu tersebut telah dilaminating yang menunjukkan lokasi maktab dengan tulisan berbahasa Arab yang berisi identitas lokasi pemondokan dan kartu ini harus dibawa kemanapun jamaah pergi agar memudahkan pencarian lokasi pemondokan jika tersesat atau minta petunjuk petugas.  Jika lupa membawa kartu bisa juga menunjukkan gelang biru. Walaupun perjalanan kami masih suasana gelap namun jalanan masih terlihat dengan sorotan lampu kiri kanan.  Di Sepanjang jalan Jeddah-Mekkah tampak banyak bangunan gedung menghiasi bukit-bukit batu dan padang pasir, seperti tempat bermain, perkantoran, sekolah, toko mini, pompa bensin dan restoran cepat saji.  Sisi kiri-kanan jalan juga sudah banyak terlihat papan-papan iklan, seperti iklan hotel, iklan sekolah dan foto pejabat pemerintahan Arab Saudi.

            Sebelum shubuh kami sudah sampai di kota Mekkah dan di  sini jamaah haji bisa beristirahat di pondokan maktab.  Koper-koper diturunkan oleh kuli-kuli dan di bawa ke lantai masing-masing jamaah tempat menginap.  Pasfor kami selanjutnya di simpan oleh petugas maktab.  Petugas maktab memberi kunci dan memberitahukan kamar-kamar yang bisa ditempati kepada ketua rombongan yang lebih dahulu turun dari bis.  Kemudian ketua rombongan membagi  ruangan yang ditempati di pemondokan sesuai dengan nomor regu. Kamar antara jamaah laki-laki dan perempuan meskipun suami-istri sekalipun dipisah karena jamaah dalam keadaan berihram.  Lantai 7 terdapat kamar saya beserta satu rombongan lainnya. Masing-masing berisi 5 – 8 orang/kamar tergatung besar kecilnya kamar dengan single tempat tidur.  Fasilitas di maktab terdapat kamar mandi, mesin cuci, AC dan dapur yang dilengkapi kompor gas, kulkas serta dispenser air minum.  Maktab ini terletak di wilayah Misfalah 43 sekitar ± 2.5 Km dari Masjidil Haram. Di sini kami tidur sejenak sebelum melanjutkan ibadah umroh di Masjidil Haram.  Tak henti-hetinya mengucapkan syukur koper dan orangnya sudah diberikan keselamatan dan kemudahan untuk mencapai kota Mekkah.  Karena suka ada kejadian koper hilang, tertukar, rusak dll sehingga ketika di rumah saya berinisiatif mengaji di depan koper dan berdoa memohon perlindungan untuk koper saya kepada Allah SWT.  Allah SWT benar-benar menjamu tamuNya dengan segala kebaikan. Mari kuatkan tekad kita semua untuk menjadi tamuNya.