Dewirahmawati8's Blog

Archive for October 2013

Bulan Dzulhijjah telah tiba, apa yang kita lakukan untuk menyambut bulan Dzulhijjah?  Sewajarnya tiap muslim memperbanyak amalan sholeh terutama 10 hari pertama Dzulhijjah dengan mengerjakan haji dan ini adalah sebaik-baiknya ibadah, selanjutnya berpuasa pada tanggal 1-9 Dzulhijjah terutama pada hari Arafah (khusus yang tidak mengerjakan haji) dan menyembelih Qurban.  Mungkin penyambutan bulan Dzulhijjah tidak seramai bulan Ramadhan, hanya orang-orang yang hatinya terpaut akan perintah Allah SWT untuk mengerjakan amalan bulan tersebut. Seperti Puasa sunnah di bulan Dzulhijjah, masih bisa dihitung yang melaksanakannya. Padahal setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku (HR. Bukhori no. 1904).  Begitu besar pahala puasa yang kita persembahkan untuk Allah, dimana kita harus berjuang melawan hawa nafsu sendiri.

Berqurban adalah amalan lainnya di bulan Dzulhijjah.  Alhamdulillah saya dua tahun terakhir ini tepat tanggal 12 Oktober di hari kelahiran bisa menyerahkan qurban.  Berqurban adalah perjuangan mengalahkan antara kebutuhan dan keinginan.  Kalau kita memandang qurban adalah sebuah kebutuhan, maka kita harus berusaha untuk mendapatkannya.  Kalau Handphone (HP) bisa kebeli, harusnya berkurban juga bisa. Tanya hati lebih penting mana komunikasi di akhirat lancar daripada komunikasi di dunia? Berapa persentase muslim yang mempunyai Handphone yang berqurban? menyicil handphone bisa namun menyisihkan uang untuk quban tidak bisa, dimana letak kecintaan kita? Malu sama pemulung dan tukang cuci yang berqurban. Padahal kehidupan mereka kekurangan namun tetap mau berbagi.  Ada kemauan dan keseriusan, maka pasti ada jalan.  Zaman sekarang update teknologi Hp makin gencar sehingga banyak yang membeli dan kita menjadi makin konsumtif serta melupakan hakikat hidup itu untuk berbagi.  Seberapa besar pengguna Hp yang menggunakan teknologi Hp untuk membesarkan ayat-ayat Allah?  Bukan untuk tampil sok suci ketika status kita tentang hadist/ayat-ayatNya serta selalu mengajak kebaikan, setidaknya pengingat untuk diri sendiri.

Tidakkah kita tergiur? Tiap helai bulu, darah yang mengalir, dan kuku hewan Qurban ada pahala.  Heran saja kalau mobil bisa kebeli, sedangkan Qurban tidak kebeli. Bukankah kendaraan akhirat lebih penting? Mari kita bercermin sudah layakkah kita cepat masuk surga tanpa kendaraan? Renungkan pula apakah tahun depan ada yang bisa menjamin kita masih bertemu bulan Dzulhijjah? Semoga kita diberi kemudahan dan keluasaan hati untuk berqurban. Tidak mementingkan gonta ganti Handphone dibanding berqurban.  Keseriusan hati memudahkan jalan.

Berhaji bukan semata-mata gelar dan identitas diri, namun sebagai wujud nyata ketaatan kita kepada perintah Allah SWT. Banyak negara tidak menggunakan gelar haji, hanya orang-orang Indonesia dan Malaysia saja yang menambahkan gelar haji di depan namanya. Menjadi seorang Haji / Hajjah yang amanah tidak cukup dengan bermodal uang puluhan juta saja lalu pergi ke Mekkah. Tapi bagaimana semua kepercayaan Allah yang diberikan kepadanya, bisa diaplikasikan dikehidupan kesehariannya dan berdampak baik.

Setiap muslim di dunia pasti mempunyai keinginan untuk berhaji. Mekkah adalah milik orang muslim, siapapun bisa ke Mekkah karena Mekkah bukan haknya orang kaya saja. Ada tukang beca, tukang sapu, tua, muda, berbagai suku belahan bumi paling ujungpun akan sampai di sini. Setiap amal yang Allah SWT perintahkan, sebenarnya manusia itu mampu atau berpotensi untuk mampu. Perbedaanya ada yang serius dan ada yang tidak. Berhaji bukan hanya sekedar keinginan dan hanya menunggu tanpa ada aksi nyata apa yang bisa kita lakukan untuk meraih impian tersebut. Impian itu di langit, jadi kita perlu tangga untuk menggapainya berupa doa dan ikhtiar. Mengenai ilmu, akhlak dan uang masih kurang, itu bukan masalah utama, yang terpenting sudah ada langkah konkrit. Berhentilah mencari 1001 alasan, cukup lakukan saja apa yang kita bisa. Allah menilai keseriusan kita, bukan jumlah uang kita. Kalau menurut-Nya kita sudah saatnya dipanggil, kelak ada saja jalannya.

Langkah konkrit pertama adalah buka rekening khusus haji, berapapun uang yang kita punya walaupun hanya ratusan ribu yang terpenting sudah niat, bukan menunggu uang cukup dulu baru niat berhaji. Setelah uangnya cukup untuk uang muka atau mendapat nomor porsi, maka segerakan mendaftar ke DEPAG. Saat ini antrian panjang bisa belasan tahun tergantung kuota. Walaupun dalam waktu jangka panjang uang belum mencukupi untuk segera mendapatkan porsi haji, namun Allah sudah melihat niat dan kesungguhan serta ikhtiar kita. Bahkan andaikan kita sudah tidak ada umur tapi kita sudah tercatat sebagai tamu Allah. Mudah bukan?  Justru setelah berhaji tidaklah mudah karena seorang Haji/Hajjah memiliki beban moral yang harus dipertanggung jawabkan bukan hanya selama di dunia melainkan juga ketika di akhirat. Selain itu mereka yang sudah berhaji menjadi suri tauladan atau panutan dasar bagi lingkungan disekitarnya.

Untuk membeli mobil seharga ratusan juta mampu namun berhaji yang hanya puluhan juta saja tidak bisa.  Kalau motor kita bisa kredit tapi untuk buka rekening haji saja masih mikir-mikir. Kalau uang untuk nyicil rumah di dunia bisa tapi menyisihkan uang untuk “rumah” di surga masih terasa berat. Di mana letak KESUNGGUHAN kita? Saya pribadi adalah seorang anak kos yang masih makan nasi bungkus dan untuk berhemat masih suka jalan kaki/tidak naik angkot karena ban motorpun saya tidak punya apalagi kendaraannya.  Bismillah semoga ada rezekinya awal menabung untuk berhaji hanya Rp. 500.000,- yang penting sudah punya niat anggaplah ini tabungan masa depan saya. Alhamdulillah dengan menabung dikit demi sedikit bisa mengumpulkan untuk ongkos naik haji dan Allah SWT memudahkan jalannya.

Jadi bukan sekedar hanya ingin berhaji tapi harus ada persiapan. Mulai niat persiapan berhaji yaitu membekali ilmu (berproses belajar tentang serba serbi haji di internet/datang ke pengajian/bertanya kepada ahlinya/baca buku), meningkatkan amal (sedekah memancing rezeki, puasa senin-kamis, berkurban, baca Al-Quran dll) dan lanjutkan menyimpan uang di rekening haji adalah wujud keseriusan sebagai tanda dari ketakwaan hati.  Semoga kita semua dimudahkan Allah untuk berhaji. Aamiin.

Image