Dewirahmawati8's Blog

Posts Tagged ‘muda

Image

Ka’bah adalah bangunan yang menyerupai bentuk kubus, tempat ini merupakan bangunan pertama yang ada di atas muka bumi yang digunakan sebagai kiblat dalam menjalankan ibadah shalat oleh umat Islam. Ka’bah disebut pula Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul Atiq (Rumah Kemerdekaan). Ka’bah ini berada di dalam Masjidil Haram yang dibangun berupa tembok persegi empat dari batu-batu besar berwarna kebiru-biruan yang berasal dari gunung-gunung sekitar Mekkah. Masjidi Haram dibangun mengelilingi Ka’bah dan shafnya berbentuk lingkaran, semuanya menghadap ke Ka’bah yang berada di tengah-tengah. Ini merupakan keunikan yang tidak dimiliki masjid manapun di dunia. Pada musim haji saat ka’bah paling padat di datangi oleh umat islam dari berbagai penjuru dunia. Luas Masjidil Haram ± 656.000 m², dapat menampung lebih dari 1 juta jamaah pada musim haji.

Keistimewaan masjid ini adalah sholat di masjidnya lebih utama dari sholat 100.000 kali di masjid lain. Sungguh menggiurkan sekali pahalanya sehingga sangat merugi ketika kita di Mekkah tidak sering-sering pergi sholat berjama’ah di Masjidil Haram. Pada minggu pertama di Mekkah, saya hanya sholat tahajud dan setelah sholat shubuh pulang ke maktab.  Kembali ke Masjidil Haram lagi ketika akan melaksanakan sholat maghrib dan isya. Jadi sehari 2x pulang pergi ke mesjid. Tawaf sunnah kadang di lakukan setelah shubuh atau setelah maghrib sambil menunggu isya. Jarang sekali melakukan tawaf siang hari, namun pada siang hari meski mengelilingi ka’bah tanpa alas kaki, telapak tidak terasa panas sama sekali walaupun tempat tawaf merupakan ruang terbuka, panas matahari langsung menerpa lantai marmar. Karena marmer di bawah Ka’bah dan tempat tawaf telah dipasang air conditioner agar telapak kaki peziarah tidak melepuh dan kepanasan. Seminggu kemudian kami langsung melaksanakan ibadah haji, artinya menuju arafah. Setelah ibadah haji selesai baru sebagian besar waktu di habiskan di Masjidil Haram daripada di maktab. Setelah shubuh pulang ke misfalah untuk pertemuan di taman biasanya ada ceramah oleh pembimbing haji. Pulang ke maktab hanya untuk cuci pakaian dan istirahat sebentar, selanjutnya pergi ke Masjidil Haram untuk sholat dzuhur dan balik lagi ke maktab setelah isya. Karena mencari makan di sekitar Masjidil Haram pun banyak sambil jalan-jalan.

Masjidil Haram memiliki menara berjumlah tujuh buah dan tiga lantai yang bisa kita naiki dengan menggunakan lift atau eskalator. Karena lumayan lama di Mekkah sehingga semua lantai sudah saya rasakan untuk sholat. Tempat favorit saya kalau pagi atau siang adalah lantai dekat ka’bah, namun bila malam hari lebih suka di lantai 3 sambil merasakan angin yang mempermainkan mukena.  Selain itu di lantai 3 kita lebih leluasa melihat lautan manusia  yang tawaf.  Saya juga sudah mencoba tawaf dari semua lantai pertama sampai lantai 3. Kelebihan di pelataran ka’bah jaraknya lebih dekat namun lebih berdesakan, sedangkan lantai atas jarak tawafnya jadi lebih jauh namun kita bisa lebih santai tidak di dorong-dorong jamaah lain.  Tidak ada rasa bosan memandang ka’bah yang tidak pernah sepi dari tawaf.  Saya sendiri pernah melaksanakan tawaf tengah malam, masih banyak saja jamaah yang melaksankan tawaf juga.

Ada yang bertanya Ibu Siti Fatimah “dewi kamu naik haji biaya dari kantor ya?”, saya bilang “tidak bu, ini uang keringat saya sendiri”.  Yup…keinginan saya sendiri tanpa ada yang menyuruh, ini mungkin yang namanya panggilan hati. Sebelum usia kepala tiga saya sudah punya tabungan haji. Walaupun kita sudah punya tabungan haji tidak bisa langsung berangkat begitu saja harus menunggu sesuai nomor porsi. Niat pergi haji sendiri ada pergulatan batin, apa saya sudah siap pergi haji? apa saya sanggup menyandang gelar yang diberikan langsung oleh Allah dan mempertanggung jawabkannya? apa semuanya sudah bener akhlak dll? Sedangkan saya bukanlah muslimah sejati dan masih mempunyai sederet keburukan lainnya. Saya membulatkan tekad ya… walaupun iman saya belum sempurna, mumpung masih muda selain itu batas umur tidak ada yang tau.

Sebenarnya sudah lama saya punya tabungan haji, namun tidak pernah dicek, semenjak adanya daftar waiting list, sudahlah lupakan saja. Yang mengurus dari awal berkas dll ke Departemen Agama (DEPAG) adalah mamah saya sendiri. Suatu hari entah, panggilan nurani seorang ibu datang ke DEPAG untuk mengecek nomor porsi saya sudah masuk list pemberangkatan tahun ini apa belum, ternyata orang-orang sudah pada manasik, saya baru tau belakangan. Pihak DEPAG katanya sudah pernah menghubungi via telp rumah tapi tidak tersambung makanya nama saya di silang.  Akhirnya mamah saya yang mengurus semuanya dan tandatanganpun atas nama karena saya di luar kota, saya hanya modal buku tabungan saja.  Itulah panggilan dari Allah sudah tiba, saya harus pergi haji. Kemudian saya baru mencari yayasan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), jatuhlah pilihan saya di Bani Saleh. Walaupun tidak dari awal ikut manasik tapi bagi kami yang telat, ada sesi tambahan untuk penyempurnaan manasik.

Saat menginjakkan kaki pertama kali ke rumah-Nya tak terasa air mata bahagia mengalir karena diberi kesempatan bisa memenuhi panggilanNya. Pantesan orang-orang yang pernah ke Baitullah selalu ada kerinduan untuk berkunjung kembali. Ini adalah luar biasa pengalaman spritual yang tak akan pernah dilupakan. Hal biasa adalah yang tua-tua yang berhaji padahal orang muda yang berhaji lebih banyak manfaatnya, karena kesehatan lebih prima, mandiri dan kita punya dua tangan yang masih kokoh, satu untuk diri sendiri dan satunya untuk menolong orang lain.  Ya…Alloh karunikan rezeki yang halal berkah melimpah agar kami yang muda bisa berhaji.  Aamiin.